Surat-Surat diplomatik 1625-1812

Kawasan Asia Tenggara di abad ke 17 dan ke 18 merupakan kawasan yang terdiri dari ‘Aneka Ragam Pusat Diplomasi’. Sayangnya, dari hampir semua ribuan “surat emas” asli yang saling dikirim dan diterima di antara para penguasa, raja dan sultan di kawasan tersebut, nyaris tak ada surat asli yang terselamatkan. Beberapa surat asli masih ada dan tersebar di sejumlah perpustakaan di seantero dunia yang semuanya memiliki nilai budaya tinggi, sejauh terkait bahasa serta gaya menulis, dan juga memiliki nilai sebagai benda berharga. Selama kurun waktu VOC, sejak pendirian Jakarta (1619-1799), Kastel Batavia merupakan pusat diplomatik yang aktif di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Ribuan surat masuk dan keluar dari dan kepada para penguasa serta para pejabat tinggi Asia, membuktikan betapa besar jumlah surat serta hadiah yang saling dikirimkan, serta juga mencerminkan bagaimana bangsa Eropa menyesuaikan diri mereka kepada kebiasaan dan sistem diplomatik setempat serta tata cara pemberian hadiah. 

Pemerintah Agung di Kastel Batavia setiap minggu menerima surat-surat dari para penguasa Asia. Bagian Penerjemahan sibuk membuat terjemahan dari surat-surat yang ditulis dalam bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Cina dan Arab. Kebanyakan dari surat-surat tersebut berasal dari para penguasa Indonesia. Para anggota misi delegasi dari Banten atau Ternate, atau Siam atau Tonkin, semuanya diterima dengan segala kehormatan, protokol serta upacara yang berlaku. Para diplomat diterima oleh para pejabat tinggi VOC di sepanjang dermaga pelabuhan Sunda Kelapa lalu naik kereta yang dihela kuda, menyusuri jalan-jalan dan kanal-kanal terpenting, sehingga dapat melihat Balai Kota dan pintu gerbang Kastel Batavia yang sangat mengesankan. Setibanya di tempat, mereka disambut dengan upacara penghormatan militer yang sepatutnya, dan para diplomat asing kemudian menyerahkan “Surat Emas” dari masing-masing raja mereka yang berhiaskan sangat indah. Sesuai kebiasaan diplomatik Asia, surat-surat tersebut diserahkan kepada Gubernur Jenderal dalam amplop sutra berwarna kuning yang diletakkan di atas nampan perak. Semua “Surat Emas” tersebut dibacakan dengan suara lantang di ruang penerimaan tamu sesuai bahasa asli yaitu Melayu, Jawa, Bugis atau Cina. 

Setelah upacara resmi pembacaan di depan umum, surat-surat diplomatik tersebut langsung diteruskan ke Bagian Terjemahan untuk dialih-bahasakan kedalam bahasa Belanda dan terjemahan tersebutlah yang ditulis dalam Catatan Harian. Demikianlah maka isi setiap surat dilestarikan untuk generasi selanjutnya. Kemudian, naskah jawaban yang ditulis dalam bahasa Belanda oleh Pemerintah Agung kepada masing-masing penguasa Asia juga ditulis dalam Catatan Harian.

Sayangnya, “Surat Emas” asli yang berhiaskan indah itu serta surat-surat lain, tidak disimpan atau dilestarikan di Kastel Batavia selama abad ke 17 dan 18. Alasannya, tidaklah jelas: mungkin surat aslinya kehilangan maknanya karena sudah dialih-bahasakan, atau mungkin dibuang atau dihadiahkan kepada orang-orang yang mengambil untung dari halaman emas serta hiasan indah lainnya. Keadaan yang sama juga terjadi pada arsip Perusahaan Dagang India Timur Inggris (EIC) yang sekarang disimpan dalam Kantor Dokumen India di Perpustakaan Nasional Inggris (British Library); di tempat tesebut nyaris tidak ditemukan surat asli dari para raja Melayu atau penguasa lain. Bahkan dalam sejumlah koleksi “Surat-Surat Raffles” nyaris tidak ditemukan surat-surat asli. Sejumlah kecil surat-surat asli yang dikirimkan kepada VOC atau EIC yang tidak hilang dapat ditemukan kembali dalam sejumlah koleksi pribadi dan tidak dalam koleksi kelembagaan.

Tetapi ada dua pengecualian: 

  1. Hampir semua surat-menyurat diplomatik dalam bahasa Melayu, yaitu seluruhnya berjumlah sekitar 500, yang berasal dari Kastel Batavia selama kurun waktu 1790-1820, yaitu era teransisi dari VOC kepada negara Hindia Belanda pasca Januari 1818, sekarang disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, dan sudah diulas d oleh E.P. Wieringa (ed.), Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts in the Library oe Leiden University {...} Universitas Leiden, 1998]. 
  2. Oleh karena reformasi administratif yang dilakukan Gubernur General G.W. van Imhoff (memerintah, 1743-1750) yang dilakukan 1743 hingga 1744, maka surat-surat diplomatik tidak lagi dimasukkan dalam Catatan Harian sesudah tahun 1743, namun dari 1750 dalam seri Surat-surat Masuk dan Surat-surat Keluar. Namun, ratusan surat asli beserta terjemahannya dari paruh kedua abad ke-delapan belas yang masih terselamatkan di ANRI.

Laman ini memberikan entri lengkap ke surat-surat diplomatik yang masuk dan keluar, yang terdapat dalam Catatan Harian Kastel Batavia dan seri Surat-surat Masuk dan Surat-surat Keluar. Gambar grafis terlampir menunjukkan bahwa jumlah surat-surat masuk selalu lebih banyak dari jumlah surat-surat ke luar.

Arsip VOC yang terdapat di Arsip Nasional di kota Den Haag Belanda terdiri dari banyak salinan surat-surat masuk yang berasal dari para penguasa Asia. Surat-surat tersebut dikatalogisasikan dalam pangkalan data VOC TANAP. Dalam setiap arsip dari tiga puluh lima kantor VOC di Asia, yang telah dikatalogisasikan, terdapat bagian yang disebut “correspondentie met inheemsen” (surat-mernyurat dengan orang-orang lokal), yaitu surat-surat dengan para penguasa dan raja di kawasan atau di lokasi setempat. Banyak surat yang ada dalam Catatan Harian juga dapat ditemukan di bagian tersebut. Namun, pangkalan data TANAP memberikan lebih banyak informasi, yaitu daftar dari ribuan surat masuk dan ke luar yang dibuat pada tingkat kawasan, lihat http://databases.tanap.net/vocrecords/

Dalam pangkalan data surat-surat diplomatik, dapat dibaca nama para penguasa serta lokasi geografis dari para pengirim dan juga penerima surat. 
Di arsip-arsip, nama para penguasa ditulis dalam ejaan sesuai ortografi yang berlaku ketka itu. Seringkali sukar untuk merunut serta memeriksa kebenaran semua nama dan masih banyak nama yang harus diteliti lebih lanjut. Banyak dari para penguasa tersebut dikenal dengan nama yang di dalamnya termasuk gelar serta nama para nenek moyang mereka, sementara juga nama yang diberikan ketika mereka lahir atau nama yang digunakan pada sejumlah peristiwa dan kesempatan lain termasuk juga tanda tangan mereka pada surat bersangkutan. Seringkali para penguasa hanya dikenal dari gelar kerajaan, sementara nama yang diberikan ketika mereka lahir tetap tidak jelas atau jarang dipakai.

Para kerani VOC seringkali tidak konsisten atau ceroboh ketika mengutip nama serta gelar resmi para penguasa, pangeran serta para pejabat tinggi lain yang menjadi penerima surat-surat, atau para kerani itu menggunakan nama-nama yang pada saat sekarang tidak dapat dirunut kembali dalam arsip atau menggunakan nama yang salah. Oleh sebab itu, sukar sekali untuk merunut jejak seseorang dengan jelas. Demi meningkatkan kerunutan para penguasa yang dikutip dalam surat-surat tersebut, maka kebanyakan nama serta gelar raja yang ada ditulis dalam ejaan modern di pangkalan data bersangkutan. Disarankan agar dalam mencari nama para penguasa dan juga lokasi geografisnya, semua sumber yang relevan ditelusuri semuanya. Para penulis surat yang mengubah gelar mereka, dan dengan demikian kemungkinan akan memiliki entri ganda, akan tetap dapat dirunut secara geografis.

Lanjutkan ke Menulusur Surat-Surat >>


Surat-Surat diplomatik Harta Karun Documen

 

          

           

           

           


MENELITI DATA SURAT-SURAT DIPLOMATIK

Anda dapat mengunduh satu set Surat diplomatik penguasa beserta lokasinya untuk anda teliti dan analisis sendiri.

PENTING
Perangkat data ini mengandung lebih banyak data daripada surat-surat diplomatik yang ditampilkan di website ini, yang dibatasi pada korespondensi diplomatik resmi antara penguasa Asia dan Pemerintahan Agung di Batavia. Walaupun begitu, di periode 1625-1682 dan 1750-1812, beberapa korespondensi umum non-diplomatik juga ditemukan. Korespondensi ini termasuk surat-surat dari nakhoda kapal Inggris, atau surat-menyurat antara penguasa Asia. Ada sekitar 1394 surat-surat umum ini yang dimasukkan ke dalam perangkat data. Nama-nama surat dari koresponden non-diplomatik ini dan lokasi asal surat-surat yang ditulis ini dimasukkan juga di pangkalan data kami.

Dataset Surat-Surat v4

Dataset Penguasa v4:

Dataset on Lokasi v4: