I.1 Dunia Maritim

Dunia Maritim di zaman Nusantara tradisional ketika itu mencakup perairan kepulauan yang didominasi oleh para pelaut dari pesisir Jawa, Madura, Bali, Melayu, Bugis serta kelompok etnis lain, atau Orang Laut. Keberadaan mereka tercermin dalam banyak dokumen arsip. Dengan menggunakan berbagai jenis kapal seperti sampan, perahu, pencalang, gonting dan paduakan para pelaut itu memberanikan diri untuk berlayar ke berbagai pelabuhan yang terhubungkan dalam sebuah sistem jaringan perdagangan yang sudah ada sejak lama.

Kapal-kapal perang seperti lancaran, ghurab dari Arab-Persia  and ghali (sejenis perahu zaman dulu yang panjangnya dapat mencapai 150 kaki) menuturkan kepada kita tentang pengaruh angkatan laut Kerajaan Ottoman, khususnya di Aceh. Berbagai pelabuhan beserta jaringan perdagangan tradisional Nusantara itu semakin terdesak oleh kegiatan perdagangan maritim dan kekuatan angkatan laut Eropa mulai dari abad keenambelas (bangsa Portugis) dan mulai awal abad ketujuhbelas (Inggris, Belanda dan Perancis). Kehadiran kekuatan ini dicerminkan oleh keberadaan kapal-kapal yang dilengkapi persenjataan berat dan kapal-kapal patroli seperti jenis challop yang berlalu-lalang di Selat Sunda dan Melaka. Pertumbuhan dunia perkapalan Cina sesudah 1684 juga berperan serta membentuk pola perdagangan dan moda pengangkutan barang dan orang. Banyak pola dan kegiatan maritimAsia tradisional tetap bertahan, sementara sebagian lagi berubah total. Bagian ini menghantar kita untuk berkenalan dengan kegiatan pelayaranAsia, termasuk muatan, awak kapal serta perjalanannya. Di bagian inilah kita mencari informasi perihal para mualim (jurumudi kapal), para nakhoda (kapten kapal) dan para syahbandar serta laksamana.  

Laporan Tiga Penduduk Jambi tentang Ancaman dari sejumlah Kapal Perang Johor di Sungai Batanghari, 11 September 1714

Introduced: Barbara Watson Andaya
Release Date: 11 Sep. 2013
selanjutnya baca...