I.2 Negeri, Pulau, Perjalanan dan Peta


Para musafir Asia kurang dikenal kendati mereka lazimnya justru lebih mengenal pulau-pulau serta kawasan pedalaman dibandingkan dengan orang-orang Eropa. Laporan mereka masih bermunculan dan ditemukan dalam arsip. Laporan panjang lebar tentang Thomas Dias telah menarik perhatian para sejarawan. Yang bersangkutan adalah seorang warga Melaka yang fasih berbahasa Portugis; tahun 1684 yang bersangkutan berkunjung ke Pagar Ruyung (Sumatra Tengah), ibukota Minangkabau. Ada pula laporan singkat yang hampir terlupakan, yaitu dibuat oleh seorang pedagang Cina ‘t Singko yang bermukim di tanah Batak selama sepuluh tahun sebelum akhirnya pulang ke Batavia di tahun 1701.
Kedua laporan tersebut ditemukan dalam Catatan Harian Kastel Batavia dan diterbitkan di akhir abad kesembilanbelas. Terkadang, sekretaris yang menyimpan Catatan Harian Kastel Batavia menyisipkannya laporan perjalanan menarik demikian dalam catatan resmi. Sebuah contoh lain adalah laporan Sersan Cornelis Bogaerd yang melakukan perjalanan mencari sarang burung walet di bukit-bukit terjal Kelapa Nungal di daerah pedalaman Batavia (Ommelanden). Atau laporan tentang Aceh yang dibuat awak kapal layar den Arent (burung elang) di tahun 1689. Dalam Catatan Harian juga sering disebutkan tentang Kapten Jacob de Roy yang ‘tidak terhormat’. Tokoh ini berhasil meloloskan diri dari Batavia yang penuh masalah dan dari musuh-musuhnya disana pada bulan Oktober 1691, tetapi akhirnya kembali dan dengan tabah menghadapi masalahnya di kota tersebut di tahun 1698. Catatannya dengan panjang lebar diterbitkan di tahun yang sama sarat informasi penting tentang dua kota pelabuhan mandiri yaitu Aceh dan Banjarmasin.