I.5 Perdagangan, Kargo dan Komoditi

Produk pertanian tradisional Nusantara terkenal di seantero dunia. Indonesia kini masih menghasilkan 75 persen dari produksi pala dunia. Rempah-rempah halus lain seperti cengkeh dan bunga pala dahulu merupakan komoditi inti bagi perdagangan Nusantara. Di awal abad kedelapanbelas, tanaman kopi dimasukkan ke Jawa Barat. Pada waktu bersamaan, hinterland kesultanan Banten, khususnya Lampung di Sumatra Selatan dan wilayah hulu Jambi serta Palembang, menghasilkan sebagian besar dari lada untuk dunia. Rempah ini terutama dibeli oleh orang Eropa dan Cina. Kurun waktu awal modern terutama bertumpu pada pertanian dan terpusat pada kegiatan pertanian yang dikerjakan untuk menyambung hidup, tetapi tanaman baru juga diperkenalkan sebagai dampak dari permintaan global.

Ketika produksi kopi mencapai puncak kejayaannya, Priangan di Jawa Barat turut berperan serta. Kini di daerah tersebut nyaris tidak ada tanaman kopi sama sekali dan gema ledakan ekonomi di abad kedelapanbelas juga sudah lenyap dari memori kolektif rakyat Sunda. Begitu pula dengan orang Batak di Sumatra Utara, mereka nyaris tidak ingat lagi bahwa pelabuhan Barus di pantai barat laut pulau itu pernah mengekspor kapur barus bermutu tinggi yang dipanen nenek moyangna.

Seri-seri arsip seperti Catatan Harian Kastel Batavia bersama lampiran pada Buku-buku Resolusi berisi banyak dokumen memukau yang berkisah tentang produk-produk pertanian asli Nusantara. Daftar kargo gonting kecil dari Jawa atau kapal dagang besar memuat banyak kisah. Begitu pula daftar kargo kapal-kapal jung Cina dari Kanton, Amoy dan Ningpo yang datang untuk membeli atau barter produk local seperti kayu cendana Timor, parafin dari Alor atau kayu secang dari Jawa Timur dan Sumbawa.

Terletak di tengah-tengah jalur perdagangan utama antara India dan Cina, Nusantara sejak dulu senantiasa menjamin keberlangsungan ekspor produk-produk utama kawasan Asia di sekitarnya. Sebaliknya, barang porselin dan sutera didatangkan dari Cina sementara kain tenunan tangan didatangkan oleh para pedagang India. Terkadang, dokumen muatan sebuah kapal dapat bercerita begitu banyak, seperti yang diungkapkan oleh dokumen-dokumen dalam daftar ini.