Surat berasal dari Chaophraya Phraklang atas nama Raja Thai Sa (memerintah 1709-1733) ditujukan kepada Pemerintah Agung di Batavia, (diterima) 9 Maret 1730, dan jawaban dari Batavia, 3 Agustus 1730

CATATAN HARIAN BATAVIA, 9 Maret 1730

Surat dari Chaophraya Phrakhlang atas nama Raja Thai Saa (1709-1733) kepada Pemerintah Agung di Batavia, 1730.

(Surat dari Phrakhlang ini dikirim kepada Gubernur-Jenderal Diderik Durven dan anggota Dewan Hindia. Surat dan hadiah diterima sesuai dengan adat biasanya. Dari surat itu dan dari cerita nakhoda kapal, ternyata Diderik Durven telah dipromosikan menjadi Gubernur-Jenderal. Diharapkan semoga semua urusan dagang di Siam akan terus seperti pada masa Gubernur-Jenderal Mattheus de Haan, dan sesuai dengan isi kontrak-kontrak yang ada. Kuda cokelat yang dikirim terlalu tua dan tidak memenuhi keindahan yang dipersyaratkan. Diharapkan agar perusahaan Kompeni mengirim satu atau dua kuda per tahunnya sesuai dengan model yang dikirim sebelumnya.)

Kain kasa [1] dan malmol [2], masing-masing 80 lembar, yang dahulu dikirimkan ternyata hanya dari kualitas biasa, tidak sesuai dengan contoh yang dikirim dari sini. Kain malmolnya terlalu tipis dan ringan, dan benang dari kain kasanya terlalu tebal. Sekali lagi apabila di masa mendatang ada permintaan kiriman kain kasa dengan kuantitas yang banyak ke sini, maka kain kasanya harus sesuai dengan model yang dikirim, dan kain linen sammar yang dibutuhkan adalah 4 sampai 5, atau 9 sampai 10 potong, jika barang itu ada. Dari kacamata hijau yang diminta, 4 sampai 5, tapi tidak lebih dari itu, karena kami tidak perlu banyak. Kami mengharapkan pakaian bordir berenda ada dalam penerimaan kiriman di Batavia [dari Belanda]

Meskipun sebelumnya kami meminta untuk mengirimkan ke sini tidak lebih dari 400 sampai 500 fotas [3] atau gewatrang [4], mengingat kami memiliki jenis linen itu berlimpah, maka atas permintaan Gubernur- Jenderal dan anggota Dewan Hindia saya meminta Khlang mau menerima 1.100 potong, dengan harapan bahwa mulai sekarang hanya 400 sampai 500 potong saja yang akan dikirim setiap tahunnya.

Mengenai kain wol itu, tercatat bahwa yang diminta adalah dari jenis yang lebih umum dan lebih tebal, dan dengan warna yang berbeda dari warna yang dikirim sebelumnya, seperti yang sudah sering ditulis. Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia sekali lagi mengirimkan lima kain scharlaken merah, lima kain berwarna hijau rumput, dan lima kain berwarna biru langit.

Berkenaan dengan uang 1.950 rijksdaalder yang dipinjamkan ke para pedagang kuda kerajaan, dengan masing-masing sebesar 6 mas, dalam perak 36 kati, 9 tahil dan 1 paha, yang mana dengan uang itu dibeli 51 kuda dan diangkut ke sini, maka sebagai jawabannya saya menulis bahwa Khlang telah diinstruksikan untuk menyelesaikan jumlah pembayaran dengan opperhoofd perusahaan Kompeni di gedung perwakilan VOC, seperti yang tiap tahun biasanya dilakukan. Saya memohon kepada Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia untuk selanjutnya mengirimkan kuda-kuda dengan dua kapal yang berbeda seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dengan di setiap kapalnya 20 atau lebih kuda. Selama beberapa tahun 40 sampai 50 kuda yang dibeli para pegawai kerajaan itu dikirimkan hanya dengan satu kapal. Di tengah laut, empat ekor kuda mati karena kurangnya ruang; banyak kuda yang waktu tiba di sini kurus dan sakit-sakitan, dan pada saat turun kapal kadang-kadang 5 sampai 6 yang menjadi korban. Dengan cara itu, kami kadang-kadang kehilangan 9 sampai 10 kuda dari jumlah yang dikirim.

Pada saat ini saya mewakilkan Hoen Tsjat Tsiene Hoewisaan Asadid Mampit Raksa dan Pankoen [5]. Mereka adalah pakar kuda dan sudah sangat ahli dan akan melakukan perjalanan dengan kapal perusahaan Kompeni. Saya memohon seperti yang biasanya untuk meminjamkan uang kepada mereka, dan bahwa orang-orang ini dengan surat rekomendasi dan seorang juru bicara dapat melakukan perjalanan ke Semarang memakai kapal perusahaan Kompeni, dan kemudian ke kota-kota dan desa-desa di mana banyak kuda dibiakkan. Juga seperti yang biasanya, setelah mereka melakukan pembelian, mereka dengan hewan beliannya kembali dari Jawa ke Batavia dan kemudian seterusnya boleh berlayar pulang kemari bersamaan dengan pengiriman barang perusahaan Kompeni.

Mengenai rekening kayu secang, keterlambatan dalam pengiriman oleh Raja telah menjadi sangat jelas bagi saya. Ketika kargo yang dibawa oleh kapal Perusahaan tiba, saya akan menyuruh Khlang menerima barang-barang itu dan menyelesaikan pembayarannya. Saya akan mengusahakan bahwa setiap tahunnya ada sejumlah 1.400 hingga 1.700 pikul kayu secang yang akan diserahkan kepada perusahaan Kompeni, seperti yang biasanya selalu terjadi. Namun, karena dalam tahun Ayam saat ini, ada sejumlah besar kematian ternak di antaranya kerbau dan lembu, baik di pedalaman maupun di daerah pantai, maka pasokannya menjadi buruk karena kurangnya hewan yang diperlukan untuk menarik gerobak yang membawa kayu secang ke pelabuhan. Beberapa tempat di mana kayu secang tumbuh, jaraknya adalah sampai  7, 8, 9, 10 atau bahkan 12 hari dari perairan. Pengumpulan kayu pewarna yang ditanggung Raja itu, ternyata tahun ini buruk. Namun demikian saya telah memerintahkan Khlang untuk memasok setengah dari jumlah tahunan yang biasanya 8.000 pikul kepada Perusahaan Kompeni.

Permintaan beras dalam jumlah koyan [5] besar yang karena sedikitnya hasil panen di wilayah Jacatra dibutuhkan sebagai makanan bagi penduduk dan pegawai perusahaan Kompeni, belum dapat dipenuhi. Kalau dihitung menurut ukuran Siam, maka jumlahnya adalah 750 koyan Siam. Karena ada banyaknya kerbau dan sapi yang mati, petani berkali-kali harus membajak dan menabur bibit lahan mereka dengan tangan. Panen di Tahun Ayam ini tidaklah besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Terlepas dari itu, di bulan ke-delapan dan ke-sembilan karena curah hujan yang luar biasa, terjadi limpasan besar yang mengakibatkan banyak sawah terendam dan tanaman padi yang pada waktu itu belum sepenuhnya dewasa, tercabut keluar dari tanah. Setelah melalui pertimbangan yang matang, mengingat persahabatan bersama kita, saya telah menyetujui dan mengizinkan kepala senior Kompeni untuk boleh membeli beras 200 koyan Siam dan mengekspor beras itu.

Karena orang di Siam akan sangat senang untuk mendapatkan minyak mawar yang baik, Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia dimohon untuk mencarikan 2, 3, 4 sampai 5 djabol  (botol?) minyak semacam itu dan mengirimkannya ke sini.

Sejak Kompeni bertahun-tahun yang lalu mengadakan aliansi dengan Siam, mendirikan gedung perwakilan dagang di sana, dan membuat kontrak dengan kerajaan, di antara opperhoofd Kompeni yang dipekerjakan di sana ada beberapa orang yang berfungsi baik, berpengalaman dan yang menjunjung tinggi adat istiadat dan hukum Siam, dan ada juga orang yang kurang begitu berpengalaman. Mereka itu, ketika melakukan pelanggaran diberi peringatan untuk tidak menimbulkan kerugian atau halangan bagi perdagangan perusahaan Kompeni. Kesalahan-kesalahan yang paling buruk mendapat hukuman dari Cassa Taboedi [7].

Saat ini Aldewerelt [8] telah ditunjuk sebagai opperhoofd, dan ia sebelumnya telah berada di Siam untuk jangka waktu yang lama menjabat sebagai orang kedua, dan dengan demikian ia tahu betul tata cara Siam dalam melakukan perdagangan. Saya harus mengakui bahwa ia bukan orang dari karakter yang baik, dan dia tidak memahami tentang bagaimana caranya menjalin persahabatan, tukang cari kesulitan, tergesa-gesa dan juga sangat keras kepala yang melakukan segala sesuatu sesuai dengan pendapatnya sendiri, dan tidak lancar berbahasa Siam. Meskipun begitu, dengan maksud untuk menjaga persahabatan kita, saya telah memperingatkan dia tentang ini dan itu, tetapi semua dengan cara yang damai.

Namun, karena Gubernur-Jenderal sekarang dalam suratnya meminta pembelian beras sebanyak 500 koyan dan karena di sini kami sendiri juga kekurangan, maka kami hanya bisa meluangkan tidak lebih dari 200 koyan Siam, dan saya memerintahkan juru terjemah Choen Trang Paniet untuk menyampaikan pemberitahuan pesanan itu kepada opperhoofd. Namun di hadapan para pegawai Olowant Tsocick dan semua Choen Moen [9] dari ladang-ladang dan sawah-sawah, opperhoofd itu, setelah ia mengirim orang untuk mengambil pengiriman beras, memberikan perintah untuk tetap melanjutkan penimbangan beras, dan mengambil lebih banyak beras daripada yang telah saya instruksikan secara tertulis. Ketika juru terjemah Choen Trang Paniet mengatakan bahwa kuantitas beras telah diserahkan sesuai perintah yang diberikan, dan bahwa karena itu orang-orang tidak bisa terus saja menimbang,  opperhoofd itu kemudian menjadi marah, tanpa mempertimbangkan tentang keadilan atau ketidakadilan pernyataan itu, ia memukul rahang juru terjemah Choen Trang Paniet dan juga dengan pukulan-pukulan lain sehingga wajahnya bengkak dan tubuhnya di berbagai tempat menjadi memar hitam dan biru.

Kemudian saya mengirim Olowang Tsjodick Tsjani [10] ke opperhoofd untuk berbicara dengannya [tentang kejadian itu], dan sebagai jawabannya, opperhoofd mengatakan: “Memang benar, saya telah melakukan hal yang salah”. Namun, mengingat bahwa Choen Trang Paniet adalah juru terjemah yang sudah sangat tua dan juga seorang pegawai kerajaan dari syahbandar, yang oleh Perseroan Kompeni boleh berbicara dengan opperhoofd, maka tindakan opperhoofd dengan cara menganiaya Choen Trang Paniet sedemikian rupa adalah merupakan tindakan yang sangat buruk, bertentangan dengan kontrak dan kebiasaan Siam. Untuk mencegah terjadinya perilaku tidak tertib seperti itu, saya memohon Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia untuk menyelidiki sikap dan perilaku opperhoofd yang keras kepala itu. Jika opperhoofd tersebut tetap tinggal di Siam untuk waktu yang lama, maka urusan perusahaan Kompeni tidak akan dapat diperlakukan dengan baik dan bukan tanpa perselisihan. Juga jalinan persahabatan dan aliansi akan terancam jatuh.

Di bagian belakang kontrak lama juga dinyatakan bahwa semua timah di Ligoan, [11] kecuali milik Raja, harus dijual kepada Belanda dan tidak kepada pedagang asing lainnya. Para residen perusahaan Kompeni yang sudah lama tinggal di Ligoan sejak dahulu setiap tahunnya mengumpulkan mineral dalam kuantitas yang banyak dari para warga Ligoan, tidak termasuk timah raja. Orang-orang dari Khlang di Ligor mengurus pengiriman tahunan timah, yang pembayarannya diselesaikan dengan pembayaran barang-barang yang diserahkan oleh Kompeni: linen, kuda dan hadiah.

Kelebihan timah Raja, apakah itu banyak atau sedikit, selalu dikelola oleh Khlang. Atas perintah Khlang di Siam, kelebihan itu selalu dikirim ke Siam dan dikirimkan dengan kapal. Pegawai-pegawai Choen Moen, yang diutus keluar untuk berurusan dagang dengan para kepala dan residen timah di Ligor, juga selalu mengangkut timah itu ke Siam, baik dalam jumlah banyak atau sedikit. Kadang-kadang Khlang mengangkut timah itu agak lebih banyak dari yang biasanya diperlukan. Dalam kasus seperti itu seorang Choen Moen atau pegawai kerajaan diberangkatkan dengan perak Raja untuk melakukan pembelian timah di Ligor atau sekitarnya. Kadang-kadang hingga mencapai kuantitas 200, 300, 400 sampai 500 kati per pembelian, yang kemudian ketika dibawa ke Siam sampai 400, 500, 600, 700 atau mungkin 800 bahar timah.

Para residen Ligor tidak pernah menentang prosedur ini. Mereka berkomunikasi tentang kuantitas timah yang dibawa ke Siam melalui  surat kepada opperhoofd di sana. Syahbandar memeriksa apakah barang yang dimuat itu sesuai dengan pernyataan opperhoofd dan izin yang diberikan. Apabila jumlahnya cocok, maka hal itu dilaporkan ke opperhoofd. Baru-baru ini seorang juru tulis Iskayu [12] dikirim oleh opperhoofd Siam ke Ligor untuk menempati posisi residen Perusahaan Kompeni di sana. Saya telah mengirim pesan tertulis kepada Khlang bahwa setelah pasokan timah ke orang-orang Belanda di Ligor, sisa timah itu (apakah banyak atau sedikit) harus dikirim ke Siam melalui pegawai raja yang didelegasikan. Ketika sisa timah yang 101 bahar sesuai dengan pesannya hendak dikirim ke sini, residen menyita kapal dengan timah itu ketika kapal itu berada di depan kantor perwakilan VOC. Timah Raja itu diangkut dari kapal dan dibawa ke gudang. Dia bahkan tidak mau mendengarkan argumen-argumen dari para kepala, bupati dan abdi dalem, yang mengatakan bahwa mereka telah menerima perintah untuk mengirimkan timah itu [ke Siam]. Oleh karena itu residen Iskayu telah bertindak bertentangan dengan kontrak, dan juga bertentangan dengan aturan-aturan dari residen-residen sebelumnya, yang di bawah pimpinan mereka dulu, insiden seperti itu tidak pernah terjadi. (Dengan permintaan untuk menunjuk orang lain sebagai opperhoofd dan residen.)

Meskipun dalam surat sebelumnya saya telah memberitahukan bahwa di Siam ada kebutuhan batu-api [13] dalam jumlah yang besar, dengan permintaan untuk setiap tahunnya dikirimkan sebanyak  2.000 sampai 3.000 buah, Gubernur-Jenderal Mattheus de Haan dan anggota Dewan Hindia hanya mengirimkannya dalam jumlah sedikit, yaitu 1.000 buah, dan di Tahun Ayam sama sekali tidak ada yang dikirimkan. Oleh karena itu saya meminta Gubernur-Jenderal Diderik Durven dan anggota Dewan Hindia untuk mulai sekarang mengirimkan 2.000 sampai 3.000 buah batu-api ke Siam setiap tahunnya.

Hadiah yang dikirim dari tuan hamba dan Raja Prabat Somdat Broem Boepit Pra Poditjoe Joehwa kepada Gubernur-Jenderal Diderik Durven dan anggota Dewan Hindia terdiri dari 1.513 pikul dan 27 kati dengan 5 tahil, 1 paha dan 1 mas ukuran berat Cina kayu secang. Selanjutnya 34 bahar, 1 pikul dan 17 kati, 12 tahil, 3 mas dan ¼ bahar ukuran Cina timah. Dan saya [sendiri] mengirimkan kayu secang sebanyak 340 pikul dan 25 kati Cina, dan timah sebanyak 7 bahar, 2 pikul, 20 kati dan 8 tahil Cina untuk Gubernur-Jenderal Diderik Durven dan anggota Dewan Hindia.

[Saya mengirimkan ini] dengan mohon hormat agar semuanya dapat diteruskan sesuai dengan kebiasaan yang lama, tanpa kesalahan, yang didasarkan pada kesepakatan yang baik dan persahabatan timbal balik antara tuanku dan Raja Prabat Somdat Broem Boepit Pra Podit joe Jochwa dengan Pangeran Belanda dan Perusahaan Kompeni Belanda. Dan semoga perjanjian yang kokoh dan tulus dapat dipertahankan dan diperkuat dengan Gubernur-Jenderal Diderik Durven dan anggota Dewan Hindia, sehingga semua orang asing dan orang dari luar negeri boleh datang dan kembali lagi [ke tempat mereka sendiri] untuk melakukan perdagangan tanpa halangan dari kedua pihak.

Ditulis pada hari Senin, tanggal 15 bulan kedua di Tahun Ayam.

 

Surat dari Pemerintah Agung di Batavia kepada Phrakhlang Chaophraya, 3 Agustus 1730.

CATATAN HARIAN BATAVIA, 3 AUGUSTUS 1730 

(Surat atas nama Kaisar sudah diterima dan disambut dengan baik oleh Phrakhlang pada hari Senin tanggal 15 bulan kedua di Tahun Ayam. Ucapan terima kasih kepada Phrakhlang untuk semua pertolongan dan bantuan dalam menangani urusan VOC  sesuai dengan janji dan persetujuan yang diperbaharui. Juga berkaitan dengan perak bahar yang baru-baru ini dikirim dan belum diterima [opperhoofd] karena kesibukan Khlang sebelum keberangkatan kapal itu.)

Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia telah memutuskan, memandang keluhan dari Phrakhlang dan juga untuk alasan lainnya, untuk mengganti opperhoofd (kepala loji) Ligor dengan yang saat ini menjadi orang kedua, Jan van Gog; [Dan] sebagai pengganti Van Gog diangkat pemegang pembukuan Jacob de Bucquoy yang sekarang sedang dalam perjalanan ke sana, dengan harapan bahwa mereka akan mematuhi kontrak, demi menjaga persahabatan bersama yang tak tergoyahkan. Kami juga tidak meragukan bahwa Phrakhlang akan mengurus agar timah yang dibutuhkan sendiri oleh Raja, akan dikirim dari Oedjong Salang [14] atau Tjaja [15] sesuai dengan yang dahulu juga pernah dilakukan.

Dengan menyesal Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia menyimpulkan dari surat Phrakhlang bahwa opperhoofd Siam tidak mematuhi tugasnya. Mereka meyakinkan bahwa di masa depan hal seperti itu tidak akan terjadi lagi, dan mengharapkan bahwa apa yang telah terjadi itu tidak akan menjadi hambatan dalam kemajuan urusan dan kelestarian aliansi.

Sebagai bukti niat baik Phrakhlang ini, Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia menerima tawaran dan janji untuk mendapatkan lebih banyak pengiriman beras. Mereka menerima alasan tentang adanya sejumlah besar hewan kerbau dan sapi yang mati, dan curah hujan luar biasa besarnya dan banjir. Mengingat tanaman padi di pulau Jawa berhasil baik, saat ini kami tidak perlu apa-apa, tapi kami berharap bahwa pengiriman itu akan dapat dilakukan pada kesempatan lain.

Dari surat Phrakhlang, Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia memahami bahwa kain kasa dan malmol yang dikirim tahun lalu tidak sesuai dengan contoh yang diberikan, yang pertama terlalu tipis dan ringan, dan yang lainnya benangnya terlalu tebal, dan karenanya tidak cocok untuk penggunaan seperti yang dituntut. Mereka berharap bahwa apa yang sekarang sedang dikirim akan lebih sesuai dengan keinginan dan kualitas yang dituntut.

Permintaan atas 4 sampai 5 kacamata besar dan pakaian-pakaian karate akan dikirim secepatnya begitu barang-barang tersebut tiba dari Belanda. Bersamaan dengan itu, akan datang juga dari Eropa kerajinan-kerajinan perak yang diminta untuk Kaisar. Kami berharap bahwa barang-barang itu akan disenangi dan sesuai dengan selera raja, dan bahwa pengiriman tersebut akan dianggap sebagai tanda kasih sayang yang tidak diragukan lagi dari Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia. Atas dasar pemikiran itu mereka juga mengiringinya dengan hadiah berupa beberapa botol minyak mawar yang diperlukan, dan kami juga akan mengupayakan sejauh mungkin untuk memenuhi pemasokan 2.000 sampai 3.000 batu-api setiap tahunnya.

Kami juga telah memperhatikan apa yang Phrakhlang tulis mengenai fotas, dan kami kini mengirim tidak lebih dari 400 sampai 500 saja. Dan beberapa kain wol dari warna-warna yang dikehendaki dan dari jenis biasa dan tebal, seperti yang sekarang ada dalam persediaan. Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia mengungkapkan rasa terima kasih mereka karena [berkat] Phrakhlang, kain fotas ekstra yang dikirim tahun lalu telah diterima oleh Khlang.

Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia telah membantu para tukang kuda yang dikirim dari Siam dalam pembelian kuda dan telah memberi [mereka] uang sejumlah 2.050 rijksdaalder tunai sebagai pinjaman. Orang-orang itu diberikan transportasi ke Semarang, dari mana mereka baru-baru ini kembali dengan 52 kuda. Para tukang kuda itu sekarang akan ke Siam dengan kapal Berbice, karena pengangkutan kuda-kuda dalam dua kapal seperti yang dikehendaki Phrakhlang tahun ini tidak bisa dipenuhi. Kami hanya dapat mengirim satu kapal ke Siam. Pelayaran kapal melalui Ligor untuk membawa uang kontan dan pengambilan timah memakan waktu terlalu lama untuk bisa menjaga hewan-hewan itu bebas dari kesulitan dan bencana. Kapal yang akan berangkat saat ini cukup luas, sehingga hewan-hewan itu dapat dengan mudah ditempatkan di dalamnya. Kami tidak meragukan bahwa hewan-hewan itu akan diseberangkan dalam kondisi baik, bersama-sama dengan dua kuda Persia yang baru-baru ini diperoleh.

Meskipun pasokan jumlah yang lebih besar dari kayu secang seperti halnya pada tahun lalu akan menyenangkan Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia, mereka harus puas dengan alasan yang diberikan, yaitu besarnya jumlah kematian kerbau dan sapi dan sebagainya. Namun, mereka mengharapkan di masa depan pasokan tersebut akan lebih baik.  Dengan penghargaan yang tinggi dan rasa hormat Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia telah menerima hadiah timah dan kayu secang di samping surat Phrakhlang tersebut. Sebagai bukti persahabatan dan kasih sayang yang langgeng untuk orang Phrakhlang, maka hal itu diperlihatkan dengan hadiah balasan yang terdiri dari barang-barang sebagai berikut:

  • 3 potong berbagai kain wol, yaitu:
  • x potong kain wol merah terang
  • x potong kain wol kuning keemasan
  • x potong kain wol hijau rumput
  • x potong grein [16] merah
  • x pcs perpetuan [17] merah
  • x pon Eropa benang emas
  • x botol minyak mawar
  • 40 pon berbagai jenis rempah-rempah:
  • 10 pon fuli pala
  • 10 pon cengkeh
  • 10 pon pala
  • 10 pon kayu manis
  • 20 potong kain mori [18], dari Pantai Merah
  • 20 kain malmol yang halus
  • x 50 buah berbagai jenis alat kikir
  • x buah batu asah geser
  • x pon batu asah kecil

Ditulis di Kastel Batavia di pulau Jawa Besar di Kerajaan Jaccatra, 3 Agustus tahun 1730, Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda, Diederik Durven.

-----

[1] Kain kasa, sejenis kain katun yang lembut

[2] Kain muslin, dari bahasa Hindustan dan yang oleh VOC diucapkan mallemolen

[3] Fotas, kain dengan tenunan yang kuat, bermotif kotak-kotak

[4] Atau Goewatrangpar.

[5] Sebenarnya di sini ada empat orang yang disebut: dua dari peringkat khun, satu dari peringkat mun dan satu dari peringkat phan.

[6] Satu koyan = 27 sampai 40 pikul.

[7] Ini mengacu pada menteri Phrakhlang (kosathibodi).

[8] Rogier van Alderwereld, kepala senior 1722-1723 (provisional), dan 1728-1731.

[9] ‘Semua Choen Moen’, artinya semua pejabat tinggi istana.

[10] Okluang atau Luang Choduek Ratchasetthi, kepala departemen pelabuan sebelah kiri, suatu posisi yang sejak dahulu selalu diduduki orang Cina.

[11] Ligoan, ejaan yang salah dari Ligor (Nakhon Si Thammarat).

[12] Mungkin Isaac Clemen.

[13] Batu-api digunakan untuk kancing batu-api dari senapan sundut

[14] Juga disebut ‘Junk Ceylon’, yaitu Phuket.

[15] Chaiya.

[16] Grein, kain tenunan yang halus dan mahal terbuat dari bulu kambing Angora atau bulu unta, kamelot; juga kain campuran sutra dan wol, dari khaml (Arab).

[17] Perpetuan, “perpetuano” adalah kain wol yang awet yang sejak abad ke-16 diproduksi di Inggris.

[18] Mori, kain putih polos dari Coromandel, sering dipakai sebagai dasar kain chintz.

Meskipun sebelumnya kami meminta untuk mengirimkan ke sini tidak lebih dari 400 sampai 500 fotas[1] atau gewatrang[2], mengingat kami memiliki jenis linen itu berlimpah, maka atas permintaan Gubernur- Jenderal dan anggota Dewan Hindia saya meminta Khlang mau menerima 1.100 potong, dengan harapan bahwa mulai sekarang hanya 400 sampai 500 potong saja yang akan dikirim setiap tahunnya.



[1]Fotas, kain dengan tenunan yang kuat, bermotif kotak-kotak

[2] Atau Goewatrangpar.