III.3 Penaklukan, Benteng dan Pendudukan

Kota pertama yang ditaklukan VOC adalah kota Ambon yang dibangun bangsa Portugis di tahun 1605. Penaklukan tersebut dimungkinkan berkat bantuan yang sangat diperlukan dari raja Hitu, sebuah kerajaan kecil di pulau Ambon. Oleh karena VOC terutama adalah sebuah badan perdagangan, maka aksi pendudukan yang makan banyak biaya tidak merupakan prioritas pertamanya. Namun demikian, monopoli atas sejumlah komoditi ekspor penting dari Nusantara hanya dapat dipastikan dengan penaklukan yang melibatkan pendudukan dengan kekerasan atas pelabuhan serta pusat perdagangan penting seperti Jayakarta (Batavia) yang terletak dekat pelabuhan utama Banten, begitu pula Makassar, Banda, Jepara dan Surabaya.

Kebijakan untuk menduduki lokasi-lokasi kunci dalam jejaring perdagangan bumiputra telah meninggalkan banyak jejak dalam bentangan kawasan bersangkutan. Berdampingan dengan benteng tradisional atau bangunan pertahanan yang dibangun para bumi putra, dibangun pula pada tempat strategis benteng-benteng Eropa dari batu yang dilengkapi dengan baterai artileri.  Namun, benteng modern tidak selalu mencerminkan kedudukan yang tangguh. Terdapat banyak benteng kecil serta ‘pagar’, yaitu struktur pertahanan sederhana dari tanah dengan pagar kayu, yang mencerminkan keberadaan simbolik dan berfungsi untuk memberitahukan kepada para kekuatan Eropa lain, bahwa kawasan bersangkutan secarara resmi berada di bawah penguasaan VOC; dan sebab itu apabila ada yang memasukinya maka berarti sudah melakukan pelanggaran. Sejumlah dokumen mengungkapkan aneka ragam makna terkait kehadiran pihak asing.

Laporan tentang Silebar dan Bengkulu serta kegiatan orang-orang Inggris di tempat-tempat tersebut, 28 Januari 1696

Introduced: Jeyamalar Kathirithamby-Wells
Release Date: 21 Des. 2013
selanjutnya baca...