II.2 Daratan Asia Tenggara (Tonkin, Siam, Pegu)

Sejumlah kerajaan di daratan Asia Tenggara secara tradisional sudah terjalin dalam jejaring perdagangan Nusantara. Di abad ketujuhbelas, Jawa tetap melanjutkan kegiatan dagang tradisionalnya yaitu mengekspor kuda ke Siam, sementara keluarga-keluarga di Batavia (dan mungkin juga di sejumlah pelabuhan lain) masih terus menggunakan gentong-gentong besar (martaban) yang didatangkan dari Pegu di Birma sekarang (Myanmar), yang dipakai sebagai alat penyimpanan dan pengangkutan barang. Di tahun 1604, Batavia menjalin hubungan dagang langsung dengan Siam (Thailand) dan dengan kerajaan Tonkin di Vietnam Utara di tahun 1637.

Catatan Harian Kastel Batavia merupakan salah satu sumber penting yang dengan runut mengungkapkan perkembangan hubungan diplomatik antara Pemerintah Agung dengan para penguasa Tonkin dan Siam. Ratusan surat diplomatik antara para gubernur jenderal dengan para raja dan prakhlang (Menteri Perdagangan Maritim dan Hubungan Luar Negeri) yang disisipkan di dalam Catatan Harian membuat sumber ini unik untuk memahami sejarah dinasti dan perdagangan Thai. Sebuan surat dari raja Tonkin dari tahun 1700 mengungkapkan sudut pandang Vietnam tentang penghentian kegiatan perdagangan dengan Batavia.  

Surat dari Raja Tonkinmengenai pemutusan hubungan dagang dengan VOC, 10 Februari 1700

Introduced: Hoang Anh Tuan
Release Date: 3 Sep. 2013
selanjutnya baca...