Surat-surat Diplomatik Ditemukan di Catatan Harian

Di akhir tahun 2013, Maarten Manse, mahasiswa Universitas Leiden, dan Hendrik E. Niemeijer, sejarawan dan manajer proyek The Corts Foundation, menemukan sebuah penemuan yang luar biasa hebat yang didapat berdasarkan kegiatan mereka dalam membaca dengan cermat Catatan Harian Kastel Batavia di khazanah arsip VOC yang disimpan di ANRI. Mereka mengetahui bahwa catatan-catatan harian tersebut sendiri berisi sedikitnya 4.300 surat-surat diplomatik kurun waktu 1683-1743. Setengah dari jumlah tersebut berasal dari para penguasa Asia. Surat-surat ini (“Surat Emas” atau “Golden Letters” di dalam sejarah diplomasi Melayu) adalah terjemahan-terjemahan berbahasa Belanda dari surat aslinya. Penemuan ini muncul di sebuah rencana proyek untuk sebuah pangkalan data yang memungkinkan peneliti dan masyarakat umum mendapatkan akses langsung ke koleksi unik ini. Rencana ini juga meliputi publikasi beberapa surat untuk memberikan contoh-contoh untuk masyarakat Indonesia dan internasional.
Contoh surat kepada Kaisar Jepang dapat juga ditemukan di catatan harian

Surat-surat tersebut merupakan korespondensi antara ratusan raja-raja Asia, pangeran, bupati dan orang-orang terkemuka lainnya serta Pemerintahan Agung VOC di Kastel Batavia. Salah satu dari “koleksi tersembunyi” yang paling menarik adalah surat-surat Raja dan Phraklang (menteri urusan luar wilayah dan keuangan) Kerajaan Siam (setelah 1932, Thailand).

Implementasi dari program digitalisasi ini akan termuat dalam laman Sejarah Nusantara ini dengan dilengkapi pangkalan data yang dapat dicari dari semua surat yang telah diidentifikasi, dan sebuah visualisasi wilayah geografis dari alur dokumen yang telah direkonstruksi. Visualisasi ini mencakup 200 lokasi berbeda. Beberapa surat-surat berharga ini akan diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, serta diterbitkan di rubrik Harta Karun (Hidden Treasures) di laman tersebut.

 

Proyek ini akan dilaksanakan dalam enam bulan, dari Juli hingga Desember 2014.

DutchCulture pada Kedutaan Kerajaan Belanda di Jakarta mendukung proyek ini dengan memberikan sumbangan bagi pelaksanaan proyek.

Selain itu, Universitas Leiden juga mendukung proyek dengan mengizinkan makasiswa Simon Kemper untuk membantu pelaksanaan proyek.