Letter from the Chaophraya Phrakhlang on behalf of King Thai Sa (r. 1709-1733) to the Supreme Government in Batavia, before March 1719, and the answer from Batavia, 18 August 1719

CATATAN HARIAN BATAVIA, 31 MARET 1719

Surat dari Sjopia Seri Dermaraat Ditsjat Tsjaat Amaat Tiaansjat Pipit Ratna Raat Kosa Tabdie Apia Piri Brakarma Pahok Tsjopia Berkelang ini adalah untuk Christoffel van Zwoll, Gubernur-Jenderal perusahaan Kompeni seluruh Asia. Gubernur-Jenderal Christoffel van Zwoll adalah pribadi yang suci dan tulus dalam hal kebajikan terhadap Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja Prbat Somdet Boromopobip Prapoeti Tsjouw Djehoea, Junjungan hamba yang budiman.

Mengingat Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia telah sekali lagi mengirimkan surat dan hadiah ke sini dengan nakhoda Belanda di bulan ke-9 dari Tahun Anjing, dengan memohon apakah saya bersedia mempersembahkan surat dan hadiah itu kepada  Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja, maka surat dan hadiah itu telah diterima sesuai dengan kebiasaan lama. Yang Maha Mulia Paduka Raja sangat bersukacita dan memuji Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia, karena dengan cara itu jalinan hubunganan satu dengan yang lain dan persahabatan murni dan tulus antara Pangeran Oranye dan perusahaan Kompeni dipertahankan secara penuh. Yang Maha Mulia Paduka Raja telah memerintahkan saya untuk menanggapi surat tersebut.

Dalam surat yang saya kirim, saya membahas mengenai bahan sutra emas dan pakaian yang dikirim ke sini sebelumnya, setelah membandingkannya dengan sampel, saya menilai bahannya terlalu kasar dan buruk, dan harganya terlalu tinggi. Oleh karena itu para administrator Khlang [1] menolak untuk menerima barang-barang itu. Tapi mengingat hubungan bersama kita, saya memerintahkan Khlang untuk menerima bahan kain emas itu. Menurut pendapat para penenun [di Surat] mereka tidak bisa memproduksi kain tersebut sesuai dengan spesifikasi sampel pada alat tenun mereka. Alat tenun perlu disesuaikan lagi, dan harganya menjadi lebih tinggi dari yang sebelumnya. Saya memberanikan diri untuk mengirimkan [ke Batavia] sampel dari kain emas sebagaimana yang telah dibuatkan oleh para abdi Raja, dengan permintaan apakah kain tersebut boleh dibuat oleh para pekerja [di Surat] dan kemudian dikirim ke mari, dan bahwa itu semua untuk harga yang masuk akal dan tidak terlalu mahal. Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia telah membuatkan kain emas dan mengirimkannya ke sini pada Tahun Kuda dan Tahun Kambing, dalam kuantitas 133 gulung dengan berbagai harga untuk [total] 344 kati, 15 tahil, 2 paha dan 1 mas [2]. Mengingat bahwa harga-harga tersebut terlalu tinggi, Khlang tidak mau menerima barang-barang itu. Kain emas yang dikirim terlalu tebal dan terlalu berat dengan emas, warnanya terlalu buruk dan tidak cukup terang. Kain itu terlalu mahal, sebenarnya lebih mahal daripada kain yang dipesan dan dibeli oleh abdi Raja.

Terhadap masalah itu Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia menulis Bahwa alat tenun biasa dari para penenun itu memang tidak laik untuk memproduksi [kain] sesuai dengan sampel, dengan memohon agar seorang abdi raja bisa dikirim untuk menyelidikinya secara pribadi. Saya berencana untuk mengirimkan kain emas itu kembali ke Batavia, karena Khlang tidak mau menerima kain-kain itu. Perusahaan Kompeni akan menderita kerugian apabila kain-kain dibiarkan saja di sana. Tetapi mengingat ikatan bersama kita, saya memerintahkan Khlang untuk menerima kain itu dengan harga seperti yang ditetapkan. Memang benar bahwa pada alat tenun [di Surat], kain yang dituntut tidak dapat dibuat karena sisir dari alat tenunnya terlalu lebar, dan dengan begitu kainnya akan menjadi lebih kasar dari pada kain yang dibuat pada zaman dahulu.

Saat ini beberapa pedagang dari Koromandel di Siam menawarkan sejumlah kain dan bahan-bahan sutra yang berwarna emas, untuk dijual. Khlang telah membuat pilihan dan telah membeli bahan-bahan yang bagus dan berkualitas, baik mengenai bahan dasarnya maupun kilau cemerlangnya, dan bahwa semuanya itu untuk harga yang wajar dan tidak mahal. Banyak dari bahan itu sesuai dengan selera kami dan dari jenis yang kami sukai. Jenis-jenis bahan yang cocok bagi kita itu dapat dibeli dari para pelaut. Mohon Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia mengusahakan bahan-bahan itu agar dibuat sesuai dengan sampel yang diberikan seperti yang terjadi sebelumnya. Dan apabila para pekerja mengatakan bahwa mereka tidak mampu membuatnya dengan alat tenun mereka yang biasa, dan juga tidak mampu menyiapkan kain emas tersebut, maka mereka harus mengubah alat tenun mereka sehingga mereka dapat menenun kain emas tersebut sesuai dengan sampel.

Dengan ini saya kirimkan kepada Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia potongan sampel dari beberapa kain emas yang kami bisa beli dari pedagang Koromandel dan yang kualitasnya baik. Dengan cara ini Tuan-tuanku Yang Mulia bisa melihat sendiri seperti apa jenis-jenis kain itu. Warna-warna kain itu baik dan awet. Dari jenis kain itu ada sepuluh sampel yang dikirimkan, dengan permintaan agar Gubernur-Jenderal harus dapat memastikan bahwa jenis kainnya dapat dibuat oleh para pekerja dan kemudian dikirim ke sini.

Dari kain dengan perak dan garis-garis putih seperti sompak-sompak [3] yang berukuran panjang 16 dan lebarnya 2 gobars [4], kami meminta tiga potong, dengan harga 17 tahil per potong.

Menurut sampel yang disertakan, bahan itu digambarkan berupa kain dengan emas dan garis-garis putih, dan terjalin dengan sutra dan emas di kedua sisi seperti sompak, sementara yang dikirimkan adalah potongan-potongan sampel kain dengan garis-garis, yang per potongnya terdiri dari 1 kati dan 2 tahil, panjang 16 dan lebar 2 gobars. Dengan persetujuan ukuran cobit [5] yang disertakan, maka kain ini harus dibuat sesuai dengan model yang dijelaskan dan tidak dengan garis-garis merah yang besar tapi dengan yang kecil, dan selanjutnya harus dibuat benar-benar sesuai dengan potongan sampel itu, dan semuanya dengan latar belakang dan warna yang baik dan berkualitas; untuk jenis itu kami minta tiga gulung.

Sampel kain dengan dasar warna cendana, dengan di sana sini ada bunga perak menyebar dan yang di sekelilingnya dikombinasikan dengan sutra merah, menurut sampelnya panjang 15 dan lebar 2 cobidaar, dengan harga 15 tahil per gulung, juga kami minta tiga gulung.

Sampel kain dengan warna kesumba (casoemba) [6] biru, emas, dan merah [dan dengan] garis-garis sutra berwarna hijau muda, kuning dan warna mutiara, sesuai dengan sampel, panjang 15 dan lebar 2 gobars, untuk harga 15 tahil per gulung; juga tiga gulung.
Juga yang sama dari sampel kain dengan garis-garis sutra berwarna mutiara, emas, dan hijau muda dan yang sama di kedua sisinya dengan sutra warna hitam, sesuai dengan sampel, panjang dan lebarnya seperti di atas, untuk harga 8 tahil; juga tiga gulung.

Sampel kain dengan garis-garis emas yang besar dan dengan garis-garis putih, yang di kedua sisinya [memiliki] garis-garis sutra merah dan garis-garis berwarna mutiara; juga yang sama dengan garis-garis emas dan dihias dengan benang emas bersambungan; menurut sampel kain ini panjangnya 15 dan lebarnya 2, untuk harga 12 tahil per gulung; tiga gulung kain sampel dengan garis-garis sutra merah, menurut sampel yang menyertainya ukuran panjang 15 dan lebar 2 gobars, dengan harga 15 tahil per gulung, sama seperti di atas juga tiga gulung.

Sampel dari kain dengan garis-garis putih, yang sama dengan garis-garis perak dan garis-garis dari sutra berwarna dan dihias dengan garis-garis sutra kecil dan perak besar, dan juga garis-garis perak kecil sesuai dengan sampel, panjang 15 dan lebar 2 gobars, dengan harga 15 tahil per gulung: tiga gulung dari kain tersebut. Dan sampel sesuai dengan sampel yang disertakan, panjang dan lebar seperti di atas, 16 tahil per gulung – untuk jenis itu juga tiga gulung. Dari semua jenis kain itu dikirimkan sampel-sampel yang menjelaskan rupanya dan potongan-potongan kain yang semuanya berjumlah sepuluh potong. Dan karena sebagian besar sampel itu sudah setengah usang dan kehilangan kilaunya, dan karenanya hampir tidak dapat berfungsi lagi sebagai sampel, maka kami meminta latar belakang dari kain harus dilakukan dengan benar dan dengan warna yang baik, serta emas dan perak, dan juga sutranya harus mempunyai kilau yang baik, terang dan warnanya tidak luntur, dan itu berlaku untuk setiap gulungan. Juga bahwa garis-garis emas, perak dan sutra harus jatuh memanjang, di seluruh panjang setiap gulungan, seperti dapat dilihat pada sampel yang dikirim sebelum tanggal ini. Kainnya juga tidak boleh dilipat tapi digulung, dan akan dikirim ke sini dengan cara itu, karena dengan melipat akan merusak garis-garis emas dan peraknya. Jikalau kain yang disebutkan di atas dibuat dari bahan-bahan yang baik dengan kilau yang tahan lama, dan harganya agak lebih masuk akal, maka dapat dibayar dan dikirim ke sini. Kami akan menetapkan harga dari setiap barang tersebut melalui Khlang dan kepala yang tinggal di gedung perwakilan VOC dengan cara yang biasa.

Sompak-sompak dan packieuw [7] dengan motif lukisan di bagian atasnya dan dasarnya dalam berbagai warna [dimaksudkan] sebagai hadiah untuk diberikan kepada bawahan yang bekerja pada Raja. Saya sebelumnya telah meminta Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia untuk melakukan pengiriman tersebut di Tahun Kelinci, terdiri dari 300 potong, baik marados [8] maupun pakaian-pakaian. Barang pesanan itu ternyata terlalu pendek dan terlalu sempit, dan juga terlalu kasar, dan tidak sesuai dengan sampel yang diserahkan, semuanya mempunyai latar belakang yang sama [tidak sesuai dengan sampel yang dikirim], dan terlebih lagi harganya terlalu tinggi. Oleh karena itu administrator Khlang tidak mau menerima barang-barang itu dan semuanya telah dikembalikan ke Opperhoofd (kepala kantor perdagangan) di loji VOC.

Mengenai sompak dan packieuw yang dilukis yang dimaksudkan sebagai hadiah untuk hamba-hamba Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja, kami sudah menuliskan seperti apa barang itu seharusnya. Dan karena Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia menyatakan bahwa mereka ingin memberikan setiap bantuan dan pelayanan kepada Kerajaan Siam demi menegakkan persahabatan, maka dengan begitu kami meminta pengiriman sompak dengan lukisan di bagian atasnya, panjang 12 chieus dan lebar 6 jengkal. Dan dengan latar belakang kotak-kotak dan dan blok ganda, yang sama dengan dammetjes, berbagai warna dan desain juga dengan cara seperti chelassen [9] dari berbagai jenis, serta packieuw dengan lukisan di bagian atasnya, panjang 6 chieus dan 6 jengkal, berbagai macam dan dengan cara seperti di atas, semua dengan latar belakang yang baik, dan warna yang tidak luntur dan cemerlang, untuk harga yang wajar dan tidak terlalu mahal, seperti [pakaian] yang dikirim sebelumnya.

Mengingat bahwa pakaian goewatrangpar yang dikirim sebelumnya hanya mempunyai panjang 6 chieus dan lebar 6 jengkal, maka kami meminta agar mulai sekarang ini dapat dibuat dengan panjang 12 chieus dan lebar 6 jengkal tanpa pinggiran. Dan bahwa dari jenis yang semacam ini boleh dikirimkan dalam jumlah yang banyak, agar barang-barang itu dapat berfungsi sebagai hadiah untuk kapal-kapal dan bupati-bupati yang akan dikirim.

Pakaian Goewatrangpar juga diperlukan dengan panjang 8 chieus dan lebar 6 jengkal, dan harus dibuat dengan cara seperti yang disebutkan di atas. Kami memohon Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia melaksanakan pengiriman tersebut, dan melakukannya setiap tahun dalam jumlah 3.000 potong.

Kain-kain wol yang halus dan yang biasa telah diterima. Karena jenis itu lebih banyak diperlukan, kami meminta di tahun mendatang untuk dipasok dengan yang jenis berikut:

  • 200 potong yang merah
  • 20 potong wol biasa yang hijau
  • 20 potong wol biasa yang biru langit,

mengingat kain wol yang dikirim ke Siam yang dimaksudkan untuk diberikan kepada hamba-hamba raja dirasa tidak cocok, maka kami meminta pengiriman lebih lanjut dari jenis itu dapat dihilangkan.

Demikian pula pengiriman senapan pendek kecil dapat dihilangkan, karena benda itu tidak ada gunanya. Dan karena senapan sundut panjang yang dikirim itu disukai, tetapi pelurunya terlalu besar, kami memohon agar diperhatikan [untuk mengirimkan] yang pelurunya lebih kecil, dengan berat satu paha, selanjutnya juga satu paha dan satu powang [10], dan juga dengan berat lima mas.

Dalam surat saya sebelumnya saya meminta untuk dikirimi 10 senapan sundut dan dua pistol, dan tiga lembar beludru merah, serta pembuatan 50 meriam kecil untuk digunakan pada gajah; pesanan itu disukai oleh kalangan istana. Sekarang kami meminta sepuluh senapan sundut Belanda yang bermutu baik, dirancang dengan gaya Perancis, yang baik dan kuat, dan yang bisa untuk [menembakkan] peluru berukuran satu paha. Yang sama untuk satu paha dan satu powang, juga dari lima mas.Tapi pistolnya [pada waktu penyerahan barang] tidak ada, pasti ada kesalahan di sini.

Kami memohon agar dapat dikirimkan kemari empat senapan sundut berkualitas yang dibuat dengan baik dan kuat, sebagaimana yang digunakan raja-raja di Eropa, diurutkan menurut berat pelurunya dari satu paha dan satu powang, dan lima mas. Dan mohon agar Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia dapat memastikan bahwa pandai besi membuat senapan-senapan itu sedemikian rupa sehingga akan sesuai dengan yang kami inginkan. Juga 50 meriam kecil untuk digunakan pada gajah yang tidak kami temukan dalam pengiriman yang lalu, harus sesegera mungkin dilakukan pengirimannya; barang itu harus baik dan kuat, dan menurut model sampel yang dikirim sebelumnya.

Topi Portugis yang diminta, yang telah dikirimkan 250 buah ke sini, dan sisanya masih 250 lagi yang belum dikirimkan; saya ingin mengembalikan topi-topi tersebut karena pinggirannya terlalu lemas. Namun opperhoofd berjanji akan membuat kaku pinggiran topi-topi itu, dan ia telah melakukan hal itu. Oleh karena itu saya memohon agar 250 topi yang masih belum dikirimkan tidak akan selemas seperti topi-topi yang sudah dikirimkan itu, dan agar tukang pembuat topi mendapatkan instruksi yang tepat.

Kami tidak meragukan tentang apa yang dikatakan dalam surat yang dikirimkan tentang pesanan yang dilakukan untuk kayu cendana wangi dari Timor, dan mahora dengan bentuk ‘jalu ayam’ dari Benggala atau dari Arakan. Kami menantikan pesanan yang sama untuk saat-saat mendatang.

Karena kami senang dikirimi kayu manis, pala dan cengkeh yang dapat digunakan untuk membuat obat-obatan, maka kami meminta Gubernur-Jenderal dan para anggota Dewan Hindia untuk mengirimkan rempah-rempah itu lima pikul setiap tahunnya.

Mengenai pengiriman uang tunai dan pernyataan perusahaan Kompeni [bahwa Kompeni] hanya mengirimkan uang tidak lebih dari apa yang dibutuhkan untuk digunakan dalam perdagangan[sendiri], kami memohon Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia untuk mengirimkan sejumlah besar uang tunai yang seperti biasanya akan ditukarkan menjadi uang logam oleh Khlang. Akan diusahakan bahwa tidak akan ada uang yang tersisa yang dikirimkan untuk tujuan perdagangan dan untuk hadiah bagi opperhoofd, dan bahwa semuanya akan habis tak bersisa.

Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia menulis bahwa karena badai yang terjadi di Ligor pada tahun 171? (menurut Kalender Siam) Belanda hanya mendapatkan sejumlah kecil timah. Bahwa hal itu berlawanan dengan kontrak, mengherankan saya. Opperhoofd mengatakan bahwa ia tidak percaya ada badai parah di Tahun Kambing, sehingga menghancurkan pohon-pohon, bukit-bukit dan tambang-tambang timah, di tempat-tempat orang menggali timah. Sebaliknya, mereka hampir tidak bisa mengambil kuota mereka untuk Raja, dan telah berusaha melakukan yang sebaik mungkin [untuk mengumpulkan] agak lebih banyak lagi (tapi tidak sebanyak seperti sebelumnya). Inilah alasan mengapa Belanda hanya bisa mendapatkan begitu sedikit timah, seperti hal yang diketahui oleh residen Ligor.

Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia memberitahu bahwa mereka telah memberikan pinjaman uang 2.000 rijksdaalder kepada pedagang kuda yang dikirim agar mereka dapat menggunakannya untuk membeli kuda di Jawa. Selain itu dikatakan bahwa memang ada banyak kuda, tetapi karena pembiakkan hanya bisa dilakukan dengan biaya, maka para pegawai Raja itu tidak mau membelinya. Mereka hanya membeli kuda biasa saja yang harga masing-masingnya hanya 7, 8, 9 atau 10 rijksdaalder, dan kami harus percaya saja dengan berita itu. Selanjutnya bahwa obligasi untuk uang yang dipinjamkan dikirim ke opperhoofd di perwakilan VOC di sini. Pedagang kuda Koentas Patsji dan Trampakdi, pada saat kembali mengatakan bahwa Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia telah sangat berbaik hati dan membantu mereka dengan pinjaman 2.000 rijksdaalder yang dikurangi dengan 6 mas setiap ringgit, dalam perak sama dengan 37 kati dan 10 tahil.

Namun, setelah mereka tiba di Semarang, landvoogd (penguasa negeri) daerah itu mengatakan bahwa ia melarang orang-orang Belanda untuk pergi menyertai para pedagang kuda ke luar kota, karena alasan perang [11]. Mereka bermaksud akan tinggal di Semarang dan melakukan pembelian kuda di sana. Dan penguasa negeri memerintahkan kepada orang-orang Jawa untuk membawa kuda-kuda ke Semarang agar pembelian bisa dilakukan di sana, dan untuk mencari kuda dari ukuran yang dibutuhkan, dengan postur yang baik dan cepat dalam mengangkat kaki. Tapi kuda sesuai dengan keinginan kami, tidak dapat kami temukan. Dua atau tiga kuda hampir memenuhi persyaratan yang diperlukan, tetapi ketika para pedagang kuda kerajaan itu ingin membeli kuda-kuda tersebut, mereka meminta 50 sampai 60 rijksdaalder per kuda, dan itu terlalu mahal untuk nilai kuda seperti itu, sehingga penjualan tidak terjadi.

Apabila kuda-kuda itu memang betul-betul baik, maka mereka pasti akan membelinya. Tapi para pedagang kuda itu lagi-lagi hanya membeli kuda biasa dan membawa kuda-kuda itu ke sini. Kuda-kuda yang dibawa hanya bisa dipakai untuk kendaraan pengiriman. Mereka seharusnya bisa mendapatkan kuda yang baik jika saja mereka diizinkan untuk pergi ke luar, karena di luar Semarang ada banyak kawanan kuda. Sudah bertahun-tahun banyak pedagang kuda yang dikirim dari Siam, dengan tujuan mendapatkan kuda sesuai dengan keinginan istana. Tetapi karena kami tidak mendapatkan satu kudapun yang bagus, kami memohon Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia untuk mengingat ikatan kerjasama kita, dan memerintahkan penguasa negeri dan Perusahaan Kompeni di Semarang agar menawarkan uluran tangan mereka dan memberikan izin bagi para pedagang itu untuk [diperbolehkan] pergi dan membeli kuda di luar [kota].

Dan mengingat bahwa kita di kerajaan Siam ingin memiliki berbagai benda perak, saya telah menyuruh orang untuk membuat sejumlah model dari timah dan telah diberikan kepada opperhoofd, masing-masing model ditandai dengan uraian penjelasan. Kami meminta dari sampel pot-air sejumlah 10 buah, dari sampel mangkuk kecil dengan tutupan yang sama 13 buah, dan dari sampel mangkuk air dengan kaki 89 buah, maka ke lima set [12] benda perak tersebut jumlah kesemuanya 138 buah. Untuk itu semua akan dibutuhkan 70 sampai 75 kati perak. Kami mengharapkan untuk bisa menerima pesanan itu di musim monsun mendatang. Seperti yang biasanya, biayanya akan dibayar dan diselesaikan oleh Khlang kepada opperhoofd.

Atas nama Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja Somdet Boromo Bopit Prapoeti Tsjauw Djehoe, Raja hamba yang Budiman, kami mengirimkan sebagai hadiah yang berikut: 102 bahar, 1 pikul, 17 kati dan 3 tahil Cina timah; 4.005 buah, 18 kati, dan 12 tahil Cina kayu secang (Caesalpinia sappan) untuk Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia.

Dan juga saya sendiri mengirim: 6 bahar, 66 kati, dan 13 tahil Cina timah; dan 273 pikul, 39 dan 11 tahil Cina secang-kayu, kepada Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia, untuk memelihara persahabatan dan agar rasa kasih sayang antara Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja Prabat Somdet Boromo Bopit Pra Poeti Tsjauw Djehoua, Raja hamba yang budiman, sahabat dan aliansi, dengan Pangeran Oranye, raja dan penguasa dari Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia, lebih kokoh lagi di masa mendatang. [...]

 

Surat Jawaban dari Pemerintah Agung di Batavia kepada Raja Thai Saa (1709-1733), 18 Agustus 1719.

 

CATATAN HARIAN BATAVIA, 18 AUGUSTUS 1719

Kepada Raja Siam

Dengan penuh sukacita dan rasa hormat yang tinggi dari Gubernur-Jenderal, Henric Zwaardecroon, dan anggota Dewan Hindia, sudah diterima dengan sangat baik surat yang sangat menyenangkan dan baik sekali dari Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja Siam, Probat Somdet Borom Sopit Praoepoe Ditsjoe Djoehouw, yang senantiasa memenangkan dan menakjubkan musuh-musuhnya, yang memerintah kerajaan dengan kebijaksanaan dan yang menjaga persahabatan, dan yang oleh Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia didoakan agar berusia panjang dan dapat memerintah dengan bahagia, dan khususnya ucapan terima kasih untuk pemikiran positif karena jalannya persahabatan pemerintah di tempat ini [Batavia] membahagiakan Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja.

Dan sementara tujuan dari Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia tidaklah lain kecuali untuk mempertinggi persahabatan tersebut, maka dalam rangka penerusan hal itu, dianggap sangat diperlukan dan tidak mungkin dihindari untuk dengan hormat memberitakan kepada Duli Yang Maha MuliaPaduka Raja bagaimana Tuhan yang Maha Esa di surga dan bumi telah melepaskan dan membebaskan Gubernur-Jenderal Christopher van Swoll dari dunia ini, dan yang menggantikan posisinya sekarang adalah Gubernur-Jenderal Henric Zwaardecroon. Dengan semangat dan ketekunan yang sama seperti pendahulunya yang terpuji itu, beliau akan – bersama dengan seluruh anggota Dewan Hindia – berusaha untuk melestarikan dan memperbesar kebaikan dan kasih sayang Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja, karena menurut pengalaman bertahun-tahun dan sekali lagi terbukti dari surat yang diterima dari Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja, yang menjamin dan meyakinkan niat baik Raja terhadap kesejahteraan perusahaan Kompeni Belanda. Tidak diragukan lagi bahwa Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja akan tetap terus menunjukkan dukungannya sesuai dengan kebiasaan dan kontrak.

Para pegawai perusahaan Kompeni yang bernama baik yang berada di kerajaan Siam akan menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan kontrak tersebut dengan cara yang tepat, dan dengan segera akan menuruti dan mematuhi berturut-turut perintah kami sampai dapat memenuhi kepuasan Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja.

Untuk hadiah yang sangat berharga tinggi yang Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja telah kirimkan dengan senang hati, bersama ini Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia mengungkapkan rasa terima kasih mereka, dan sekarang untuk ungkapan terima kasih kembali dan sebagai tanda penghargaan, bersama surat ini dikirimkan hal-hal kecil dengan harapan Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja akan menyukainya, yaitu:

  • 30 buah yang merah
  • 10 buah yang biru
  • 10 buah yang hijau
  • 250 buah topi model bulat cembung
  • 93 falconet [13]
  • 14 senapan sundut dari kayu halus terukir
  • 40 pasang kacamata dalam berbagai rupa
  • x bal kayu manis
  • x pikul cengkeh
  • 3 pikul biji pala
  • 22 buah orakiday [12]

 

Ditulis di Kastel Batavia di pulau Jawa Besar, 18 Agustus 1719, [ditandatangani] H. Zwaardecroon.

-----

[1] Kas negara, atau lebih tepatnya lagi gudang kerajaan.

[2] Mas: satuan mata uang logam. Di setiap negara nilainya agak berbeda. Di Siam sama dengan 1/16 tahil, kurang lebih 45 sen.

[3] sompak, sejenis sarung sutra

[4] gobars (govers, cobaers), kain katun dengan lebar dobel.

[5] Cobit, cobido, satuan ukuran India, kurang lebih 70 cm.

[6] Casoemba, kesumba, bunga berwarna merah-oranye yang dipakai sebagai bahan pewarna, obat dan pewarna makanan sebagai ganti saffron. Lihat VOC-Glossarium.

[7] Packieuws, pha kiwe, kain yang dililitkan di pinggang.

[8] Marados, photas, sejenis katun India yang berbintik-bintik.

[9] Chelassen, “sellas”, katun putih atau kuning dengan garis-garis hitam yang diproduksi di Coromandel untuk diekspor ke Asia Tenggara.

[10] Powang, fueang/füang uang logam Siam, sama dengan 1⁄32 taël.

[11] Perang Suksesi Jawa Kedua dimulai pada tahun 1719 ketika Susuhanan Pakubuwana (1704-1719) meninggal dan putranya Amangkurat IV naik tahta, melawan keinginan saudara-saudara laki-lakinya dan putri Blitar dan Purbaya. Saudara-saudarinya menyerang Kraton pada bulan Juni tetapi dihentikan oleh pasukan VOC lokal. Para pemberontak mundur ke Mataram tetapi secara bertahap dikalahkan. Pemimpin-pemimpin utama mereka dikucilkan ke Ceylon. M.C. Ricklefs, War, Culture and Economy in Java 1677-1726. Asian and European Imperialism in the early Kartasura period. Sydney: Allen & Unwin, 1993.

[12] Mungkin ada dua set yang hilang dari teks, karena jumlah totalnya lima set.

[13] Falconet adalah kanon ringan

[14] Oradikay, sejenis umbi yang berkhasiat.